Nama lengkap Al-Biruni adalah Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. Beliau lahir pada tanggal 15 September 973 Masehi di pinggiran kota Kath, ibu kota Khawarizm (Uzbekistan).

Hingga kini, kota kelahirannya disebut sebagai kota Biruni. Sampai usianya yang ke-24, beliau masih tinggal di kampong halaman untuk menimba ilmu pengetahuan dari Abu Nasr Mansur bin Ali bin Irak Jilani (ahli matematika).

Meskipun lahir di Khawarizm, beliau sering menjelajahi negeri-negeri di Asia Tengah dan Persia bagian utara. Salah satunya saat mengikuti ekspedisi (perjalanan) Sultan Mahmud al-Ghaznawi ke India. Dinegeri yang dialiri Sungai Gangga ini beliau mengamati adapt istiadat, kepercayaan, dan ilmu-ilmu yang sedang berkembang di sana.

Beliau menguasai berbagai cabang ilmu, antara lain matematika, kedokteran, farmasi (obat-obatan), astronomi, dan fisika.

Selain itu, Al-Biruni juga dikenal sebagai ahli sejarah, geografi, astronomi (ilmu perbintangan), bahasa, serta pengamat adapt istiadat dan sistem kepercayaan. Pengetahuan Al-Biruni sangat luas sehingga menjadi “bintang” di antara para ilmuwan pada zaman keemasan Islam.

Di kalangan ilmuwan Barat dan Timur, beliau disebut-sebut sebagai salah seorang penemu ilmu hitung segitiga. Al-Biruni juga menemukan cara penentuan arah kiblat agar seorang muslim dapat salat dengan arah yang benar. Penentuan arah kiblat ini menggunakan bantuan ilmu astronomi dan matematika.

Selain ahli fisika, Al-Biruni ternyata telah mendahului Galileo, tokoh Barat yang mengemukakan teori rotasi bumi. Al-Biruni telah membahas kemungkinan adanya rotasi bumi, 600 tahun sebelum Galileo lahir.

Beliau membuat buku yang membahas adapt istiadat dan kepercayaan yang ada di India, berjudul Tarileh al-Hindi. Buku tersebut merupakan karya pertama dan terbaik tentang India yang dihasilkan oleh sarjana muslim.

Buku tersebut dilengkapi dengan pengetahuan ilmu hitung India, ilmu bumi, dan matematika. Hal menarik dalam buku tersebut adalah perkiraan Al-Biruni tentang terbenamnya lembah Sungai Indush karena terisi oleh pasir halus (alluvium) pada zaman dahulu. Sebenarnya karya tulis beliau sangatlah banyak, tapi yang dapat diketahui hanya sekitar 180 buku.

Karya besar beliau yang lain berjudul Kitab Peninggalan dari Abad-Abad yang Telah Lalu (Al-Atsar al-Baqiyahun al-Qurun al-Khaliyah). Buku tersebut berisi tentang jadwal acara pesta, peragaan atau festival berbagai bangsa yang berasal dari zaman kuno. Buku tersebut adalah karya terbaik beliau di antara karya-karyanya yang lain.

Sumbangan besar beliau pada bidang astronomi adalah sebuah ensiklopedi astronomi terlengkap yang didasarkan pada penelitian sendiri. Buku yang memperoleh penghargaan di Eropa tersebut membahas masalah astronomi dan matematika.

Buku tersebut dipersembahkan kepada Sultan Masud bin Mahmud al-Ghaznawi. Sultan amat gembira dan ingin menggantinya dengan tiga ratus unta yang membawa uang perak. Namun Al-Biruni mengembalikan semua hadiah itu. Beliau berkata, “Sesungguhnya aku mempersembahkan ilmu pengetahuan bukan untuk mendapatkan harta kekayaan melainkan pengetahuan itu berguna bagi orang lain.”

Al-Biruni juga menulis buku dalam bidang kesehatan yang membahas berbagai jenis obat dari seluruh dunia. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan menjadi pedoman pengobatan dunia.

Istilah-istilah ilmiah dan penjelasan yang bersifat sejarah tentang nama-nama obat banyak digunakan dalam buku tersebut. Beliau juga menjelaskan kegunaan dan cara menyimpan obat.

Al-Biruni adalah seorang pecinta ilmu pengetahuan. Ketika terbaring di tempat tidur pada saat-saat kematiannya, beliau masih sempat menimba ilmu dari seorang ilmuwan yang menjenguknya. Ilmuwan tersebut bertanya dengan menangis, “Mengapa di saat mendekati ajal Engkau masih mencari ilmu pengetahuan, Al-Biruni?” Al-Biruni menjawab, “Aku takut bertemu Tuhanku dalam keadaan bodoh.”


Sumber:
Ilmuwan Muslim
Pembuka Cakrawala Ilmu Pengetahuan Dunia
Al Biruni
Penyusun Tim Pustaka Fathin
Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap manusia pasti mencari harapan dan dicari kematian.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------