INDAH WARNA-WARNI DUNIAKU

" TEMPAT BERMAIN, BELAJAR DAN BERBAGI KEBAIKAN, BAGI ANAK-ANAK INDONESIA. "

Al-Khawarizmi lahir di Khawarizm, Usbekistan tahun 780 Masehi dan meninggal tahun 850 Masehi di Bagdad. Nama lengkap beliau adalah Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa al-Khwarizmi. Beliau adalah seorang ahli ilmu hitung atau matematika. Beliau terkenal sebagai Bapak Aljabar. Di dunia Barat beliau dikenal dengan nama Algoarismi atau Algorism yang berarti matematika (ilmu hitung desimal dengan menggunakan angka Arab). Nama beliau akhirnya digunakan sebagai salah satu cabang ilmu matematika. Selain seorang ahli matematika, beliau juga seorang astronom dan ahli geografi.

Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun di Bagdad beliau bekerja di Bayt al-Hikmah (Rumah Kearifan), di dalam sebuah observatorium.
Baca selengkapnya .....

PENYANYI DUNIA
Oleh : Uswatun


SAYUP-SAYUP terdengar suara nyanyian dari kamar Kak Rara. Penyanyinya adalah seorang perempuan. Sedangkan lagu yang dilantunkan yakni lagu berjenis pop yang sedang digemari banyak orang.

“Pelan-pelan saja…..” Begitu bunyi salah satu lirik dalam lagu tersebut.

Ayu hapal lagu tersebut. Dia hapal karena sering mendengarkan lagu tersebut.
Baca selengkapnya .....

BERATNYA MEMBERI MAAF
Oleh : Indarwati



SETIAP perbuatan harus dilandasi dengan keikhlasan. Tanpa keikhlasan, setiap perbuatan baik yang pernah dilakukan seolah sirna.

Itulah yang sedang terjadi pada diri Pito. Dia sedang jengkel kepada Abi.

Rasa jengkel yang mengganjal di benak Pito tersebut dipicu sikap Abi yang dianggap Pito sangat keterlaluan. Abi melemparkan kertas berbentuk bulat setelah diremasnya. Kertas itu mengenai kepala Pito.
Baca selengkapnya .....

BAB. VIII
MEMERIKSA KAPAL TUA


KEESOKAN harinya Julian bangun paling cepat. Ia terjaga ketika matahari muncul di kaki langit sebelah timur. Langit berwarna keemasan kena sinar matahari pagi. Sejenak Julian masih berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Tetapi sekonyong-konyong ia teringat kembali pada kejadian-kejadian yang dialami kemarin. Ia cepat-cepat duduk di tempat tidur, lalu berbisik senyaring mungkin,

“Dick, bangun! Kita akan mendatangi bangkai kapal yang terangkat dari dasar laut. Ayo. Bangunlah.”

Dick bangun dan nyengir memandang Julian. Ia merasa gembira, sebab sebentar lagi akan bertualang. Ia meloncat dari tempat tidur, lalu lari menyelinap ke kamar George dan Anne. Pintu dibukanya dengan hati-hati. Dilihatnya kedua anak perempuan itu masih tidur. Anne berbaring meringkuk dalam selimut.
Baca selengkapnya .....

BAB. VII
KEMBALI KE PONDOK KIRRIN


KEEMPAT anak itu sangat tercengang dan tertarik, sehingga lebih dari semenit mereka tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka hanya melotot memandang bangkai kapal tua itu. Pikiran mereka penuh dengan angan-angan, membayangkan segala macam yang mungkin akan ditemukan di daLamnya. Kemudian Julian memegang lengan George erat-erat.

“Wah, hebat ya?” katanya. “Benar-benar luar biasa!”

George masih membisu. Matanya masih menatap bangkai kapal, sementara dalam pikirannya terbayang bermacam-macam hal. Kemudian ia berpaling ke Julian.
Baca selengkapnya .....

BAB. VI
AKIBAT ANGIN RIBUT


KEEMPAT anak itu menatap ke laut. Selama itu mereka begitu aayik melihat-lihat puri tua yang menarik itu sehingga tak ada yang sempat memperhatikan perubahan cuaca.

Sekali lagi terdengar bunyi guruh bergulung-gulung. Seolah-olah di atas langit ada seekor anjing besar yang sedang menggeram. Tim membalas, kedengarannya seperti guruh berukuran kecil.

“Ya ampun, kita terjebak,” ujar George dengan agak ngeri. “Kita takkan sempat kembali ke pantai. Itu sudah pasti angin bertiup sangat kencang. Kalian pernah melihat perubahan di langit seperti itu?”

Sewaktu mereka berangkat, langit masih berwarna biru cerah. Tetapi sekarang sudah kelabu gelap. Awan tebal yang menutupi, sangat rendah nampaknya. Awan-awan itu seakan lari berkejar-kejaran. Angin yang meniup menimbulkan suara melolong-lolong, sehingga Anne merasa ketakutan mendegarnya.
Baca selengkapnya .....

BAB. V
KE PULAU



KEESOKAN harinya Bibi mengajak pergi piknik. Mereka berangkat ke sebuah teluk kecil yang letaknya tak seberapa jauh, di mana mereka bisa berenang dan berperahu sepuas hati. Piknik itu menyenangkan. Tetapi dalam hati mereka, Julian dan kedua adiknya lebih suka apabila bisa ke pulau kepunyaan George. Mereka sangat kepingin ke sana.

George sebetulnya tak mau ikut. Bukan karena tidak suka piknik, melainkan karena Tim tidak bisa dibawa serta. Tetapi ibunya menyuruh ikut, dan George terpaksa tak bisa bermain-main sehari dengan Tim.

“Sial!” kata Julian pada George. Ia bisa menebak, kenapa saudara sepupunya itu bermuka muram. “Aku tak mengerti, kenapa tak kauceritakan saja tentang Tim kepada ibumu. Aku yakin dia tidak keberatan, jika Tim dipelihara orang lain untukmu. Aku tahu, kalau ibuku pasti takkan keberatan.”

Baca selengkapnya .....

Al-Farabi lahir di daerah Farab, Wasij, Turkistan, pada tahun 257 Hijriah / 870 Masehi. Beliau memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Awzalagh al-Farabi. Sejak kecil beliau sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa terutama di bidang bahasa, khususnya bahasa Persi, Turkistan, dan Kudistan. Dalam usianya yang masih sangat muda beliau belajar pada Abu Bisyr bin Mattius di Bagdad. Pada waktu itu Bagdad merupakan pusat pemerintahan dan ilmu pengetahuan.

Di kota Bagdad, al-Farabi mempelajari bahasa Arab, filsafat, ilmu pengobatan, matematika, dan musik. Tetapi, sebelumnya beliau mempelajari Alqur’an, hadis, tafsir, fikih (ilmu yang mempelajari hokum Islam), dan ilmu kalam (ilmu yang mempelajari firman-firman Allah swt).
 
Baca selengkapnya .....

BAB. IV
SUATU SORE YANG MENGASYIKKAN


SEPAGIAN mereka asyik mandi-mandi di laut. Julian dan Dick terpaksa mengakui bahwa George kebih pandai berenang daripada mereka. Geraknya tangkas dan cepat sekali. Ia bahkan pandai berenang di bawah air. Tahan sekali ia menyelam.

“Pandai sekali kau berenang,” ujar Julian kargum. “Sayang Anne tak begitu bisa. Anne, kau harus sungguh-sungguh berlatih! Kalau tidak, kau takkan pernah bisa ikut berenang bersama kami sampai jauh ke tengah.”

Menjelang saat makan siang, perut mereka telah lapar sekali, Cepat-cepat mereka mendaki jalan ke atas bukit. Mudah-mudahan saja di rumah banyak makanan. Dan harapan mereka itu terkabul. Bibi Fanny sudah menduga bahwa mereka pasti akan sangat lapar. Karenanya disediakan makanan banyak-banyak. Masakan daging dingin dengan selada, kue buah prem, kemudian puding telur dan akhirnya keju. Anak-anak makan dengan lahap.
Baca selengkapnya .....

BAB. III
KISAH ANEH — DAN TEMAN BARU


KETIGA anak itu mnemandang George dengan tercengang. George membalas pandangan mereka. Ia diam saja.

Apa maksudmu?” kata Dick akhirnya. “Tak mungkin Pulau Kirrin itu kepunyaanmu. Kau cuma mau menyombong saja.”

“Aku tidak bohong,” jawab George. “Tanya saja pada ibuku. Kalau kau tak mau mempercayai kataku, aku tak mau bilang apa-apa lagi. Aku bukan pembohong. Menurut pendapatku orang yang suka berkata tidak benar itu pengecut. Dan aku bukan seorang pengecut.”

Julian teringat kata Bibi Fanny. Kata Bibi, George selalu berkata sebenarnya. Julian menggaruk-garuk kepala sambil memandang saudara sepupunya. Mana mungkin dia mengatakan sebenamya?
Baca selengkapnya .....

Nama lengkap Al-Biruni adalah Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. Beliau lahir pada tanggal 15 September 973 Masehi di pinggiran kota Kath, ibu kota Khawarizm (Uzbekistan).

Hingga kini, kota kelahirannya disebut sebagai kota Biruni. Sampai usianya yang ke-24, beliau masih tinggal di kampong halaman untuk menimba ilmu pengetahuan dari Abu Nasr Mansur bin Ali bin Irak Jilani (ahli matematika).

Meskipun lahir di Khawarizm, beliau sering menjelajahi negeri-negeri di Asia Tengah dan Persia bagian utara. Salah satunya saat mengikuti ekspedisi (perjalanan) Sultan Mahmud al-Ghaznawi ke India. Dinegeri yang dialiri Sungai Gangga ini beliau mengamati adapt istiadat, kepercayaan, dan ilmu-ilmu yang sedang berkembang di sana.
Baca selengkapnya .....

BAB. II
SEPUPU YANG ANEH


TERNYATA Bibi Fanny sudah menunggu-nunggu kedatangan mereka. Begitu melihat ada mobil berhenti di depan, dengan segera Ia berlari-lari ke luar. Begitu melihat Bibi Fanny, dengan segera anak-anak menyukainya.

“Selamat datang di Kirrin!” serunya dan jauh. “Halo, apa kabar! Senang sekali rasanya, kalian datang kemari. Wah, bukan main — anak-anak sudah besar semuanya.”

Sesudah bersalam-salaman, ketiga anak itu masuk ke dalam rumah. Mereka segera menyukai rumah itu. Terasa ketuaannya. Seakan-akan menyimpan rahasia. Perabotan di dalamnya juga tua, dan indah.
Baca selengkapnya .....

BAB. I
LIBURAN YANG TAK TERSANGKA

BAGAIMANA, Bu, sudah ada kabar tentang liburan kita?” tanya Julian pada suatu pagi. “Bisakah kita pergi lagi ke Polseath, seperti biasanya?”

“Kurasa tidak bisa,” jawab Ibu. “Semua penginapan di sana penuh kali ini.”

Ketiga anak yang sedang sarapan itu saling berpandangan. Mereka kecewa, karena sebenarnya kepingin sekali ke Polseath. Mereka menyukai rumah yang biasa mereka sewa dalam liburan. Pantai di Polseath sangat indah. Enak mandi-mandi di sana.

“Jangan sedih dong,” kata Ayah membujuk. “Kita pasti masih akan berhasil menemukan tempat berlibur yang sama baiknya. O ya, aku dan Ibu kali ini tidak bisa ikut dengan kalian. Ibu sudah bercerita mengenainya?”
Baca selengkapnya .....

Al-Dinawari lahir pada tahun 820 Masehi di kota Dinawari, kota yang pernah hancur karena serangan bangsa Mongol. Beliau memiliki nama lengkap Ahmad bin Daud al-Dinawari atau Abu Hanifah.

Al-Dinawari terkenal sangat cerdas dan aktif pada masanya. Beliau belajar ilmu astronomi, matematika, dan mesin di Isfahan, Iran. Disamping itu, beliau juga belajar ilmu bahasa dan puisi di Kufa dan Basra, Irak.

Tak heran jika Al-Dinawari menjadi ahli di berbagai bidang seperti astronomi, ilmu hewan, sejarah, ilmu bumi, bahasa, dan etnografi (ilmu tentang kebudayaan suku-suku bangsa).
Baca selengkapnya .....

Jabir Ibnu Aflah dilahirkan pada tahun 1100 Masehi di Seville (Isybilia). Beliau mempunyai nama lengkap Al-Ishbili Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah dan memiliki nama latin Geber. Sebutan Geber ini sama dengan tokoh lain Jabir Ibnu Hayyan sehingga seringkali membuat orang bingung menafsirkannya.

Cerita tentang kehidupan Jabir Ibnu Aflah diperoleh dari Moses Maimonides atau Abu Imran Musa Ibnu Maymun Ibnu 'Ubayd Allah.

Menurut Moses Maimonides, Jabir Ibnu Aflah berasal dari Sevilla. Ada sumber lain yang menyebutkan bahwa Jabir Ibnu Aflah berasal dari Seville atau Al-Ishbili. Kata Al-Ishbili disebut-sebut dalam setiap perjanjian-perjanjian dan diartikan sebagai Seville.
Baca selengkapnya .....

Kenalkan Aku

Foto saya
________ Jurangombo, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
_______________________ Aku anak pertama dari tiga bersaudara, yang tiga-tiga-nya cewek semua. Adik2ku Sabrina Zalfaa Arisanti dan Kirana Almira Arisanti. _______________________ Saat ini aku masih sekolah di SD Jurangombo 4 Kota Magelang.

Jadi Temanku