SERAGAM PENUH CAT SEMPROT
Oleh : M. Firdaus


FRIZAL punya kabar gembira. Dia baru saja diberitahu bahwa kakaknya, Fadli, berhasil lulus ujian nasional sekolah menengah pertama. Frizal, yang kini di bangku kelas 5 sekolah dasar, senang kakaknya akan segera memasuki jenjang sekolah menengah atas.

Apalagi, nilai yang diperoleh Kak Fadli sangat memuaskan. Rata-ratanya 9.

“Kak Fadli memang pandai,” ungkap Frizal dalam hati.

“Aku ingin seperti Kak Fadli kelak. Lulus dengan nilai 9 semua,” katanya lagi.

Keberhasilan Kak Fadli memperoleh nilai tinggi dalam ujian nasional membuat Frizal sangat ingin menirunya. Dia ingin belajar lebih giat agar ketika mengikuti ujian nasional saat kelas 6 nanti hasilnya memuaskan seperti Kak Fadli.

Menurut ibu, prestasi yang diraih Kak Fadli bukan diperoleh dengan mudah. Nilai bagus dalam ujian itu diperoleh Kak Fadli berkat belajar tekun dan rutin setiap hari.

Setiap hari Kak Fadli belajar sekitar dua jam. Biasanya Kak Fadli belajar mulai sekitar pukul 19.00.

“Berkat belajar setiap hari walau hanya dua jam, pelajaran yang diserap sangat banyak. Wajar kalau Kak Fadli nilainya bisa bagus,” ucap Ibu.

“Frizal juga bisa seperti Kak Fadli. Nilainya bagus semua,” kata Ibu berusaha memotivasi Frizal agar lebih tekun belajar.

Ketika hari pengumuman kelulusan ujian tingkat sekolah menengah, Frizal merasa ada yang aneh pada diri Kak Fadli. Pulang dari sekolah, penampilan Kak Fadli sungguh berbeda dibanding biasanya.

Baju seragam Kak Fadli yang berwarna putih, berubah menjadi warna-warni. Ada banyak warna di seragam itu.

Warna-Warna itu berasal dari cat semprot. Seragam Kak Fadli disemprot dengan cat.

“Kenapa seragam Kak Fadli disemprot cat warna-warni begitu?” tanya Frizal kepada Kak Fadli.

Kak Fadli tidak menjawab. Kak Fadli hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. Setelah itu, Kak Fadli bergegas menuju kamarnya.

Frizal agak kecewa dengan sikap Kak Fadli tersebut. Namun, Frizal tak berani mendesak Kak Fadli untuk memberi jawaban dengan sebenarnya.

“Kenapa baju seragam Kak Fadli disemprot cat warna-warni ya?” pikir Frizal.

Frizal baru menemukan jawaban mengapa baju seragam Kak Fadli dicoret-coret pakai cat setelah mendapat penjelasan dari Ibu.

Menurut Ibu, mencoret-coret seragam sekolah merupakan salah satu bentuk ungkapan kegembiraan para pelajar yang dinyatakan lulus. Namun, ungkapan kegembiraan semacam itu sebenarnya tidak tepat.

“Lebih baik seragam sekolah itu dikumpulkan untuk nantinya disumbangkan kepada pelajar yang butuh. Kan ada program pemberian seragam pantas pakai. Seragam dikirimkan setelah dikumpulkan melalui sekolah. Dengan begitu, seragam masih bermanfaat,” papar Ibu.

Frizal memahami penjelasan Ibu tersebut. “Kalau lilus sekolah dasar nanti, seragam Frizal tidak akan disemprot pakai cat semprot. Lebih baik Frizal sumbangkan,” katanya.

Bersamaan, Kak Fadli keluar dari kamarnya sambil menenteng seragamnya yang dicat semprot warna-warni.

“Wah…wah…seragam kamu bagus sekali Kak Fadli,” kata Ibu ketika melihat seragam Kak Fadli penuh cat semprot.

Kak Fadli mengangkat kedua bahunya. Kepada Ibu, Kak Fadli meminta maaf atas seragamnya yang penuh cat semprot.

Kak Fadli menjelaskan, dia tidak berniat menyemprot seragamnya dengan cat. Namun, seragamnya disemprot oleh teman sekelasnya.

“Kak Fadli dipegangi teman-teman, lalu seragam disemprot. Sebenarnya Kak Fadli ingin menyumbangkan seragam ini,” kata Kak Fadli dengan nada menyesal.

Ibu berusaha menenangkan Kak Fadli. “Sudah, tidak apa-apa. Yang penting, kita harus punya niat menyumbang,” kata Ibu.

Ibu memberikan saran kepada Kak Fadli. Seragam milik Kak Fadli yang lain sebaiknya segera disumbangkan kepada pelajar lain melalui panitia di sekolah. “Yang penuh cat kan hanya satu, seragam yang lain itu harus disumbangkan,” pinta Ibu.

“Setuju Frizal besok juga akan meniru Kak Fadli,” teriak Frizal. Kak Fadli tersenyum melihat Frizal yang bersemangat. ***


Sumber:
Koran Anak
RADAR JOGJA
Minggu Pahing 9 Mei 2010

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya orang yang memiliki kepercayaan di dalam hatinya yang dapat dipercaya orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DOWNLOAD ARTIKEL (PDF)