Sejarah astronomi dunia mencatat banyak ilmuwan muslim yang berjasa dalam perkembangan astronomi. Di antaranya Jabir Ibnu Aflah, Al-Khawarizmi, Abu Wafa’ Albuzdschani, dan Al-Bitruji. Ilmuwan yang terakhir disebutkan terkenal di Eropa pada abad pertengahan sebagai Alpetragius. Beliau adalah astronom terkemuka pada abad ke-13 dengan nama lengkap Nurdin Abu Ishaq Al-Bitruji.

Al-Bitruji lahir di Maroko, kemudian pindah ke Spanyol dan tinggal di Sevilla. Beliau adalah murid dan sahabat Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik Ibnu Thufayl Al-Qaysi, seorang dokter dan ahli matematika.


Pengetahuan astronomi pada masa itu berkembang pesat. Para astronom, baik muslim maupun Eropa, menemukan banyak hal baru tentang astronomi. Al-Bitruji memperkenalkan gagasan-gagasan besar mengenai pergerakan benda-benda angkasa. Teori-teori beliau sering kali digunakan sebagai rujukan dalam penelitian astronomi.

Sebagian besar karya Al-Bitruji ditemukan dalam naskah-naskah pengikut Aristoteles yang dikumpulkan oleh Ibnu Bajjah. Kumpulan naskah pengikut Aristoteles ini disebut dengan Aristotelianisme.

Karya Al-Bitruji yang terkenal adalah Kitab Fi Al-Haya. Karya tersebut membahas tentang gerak benda-benda angkasa. Teori yang dikemukakan oleh Al-Bitruji ini dikenal sebagai teori gerak spiral.

Teori gerak spiral menyebutkan bahwa benda-benda angkasa seperti bintang atau planet berputar pada sumbu yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan terjadinya gerakan yang berbentuk spiral (putaran yang mengelilingi pusat).

Semasa hidupnya Al-Bitruji sering melakukan penelitian. Beliau juga banyak melakukan pembuktian teori ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Di antaranya pembuktian terhadap teori sistem gerakan planet yang dikemukakan oleh Ptolomeus.

Pembuktian ini gagal. Hal ini terjadi karena beliau mengikuti pendapat Aristoteles bahwa gerakan planet berbentuk melingkar sempurna. Padahal, dari hasil penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa peredaran gerak planet berbentuk elips (bundar lonjong).

Kitab Fi Al-Haya karya Al-Bitruji sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Yahudi oleh Moshe (Musa) Ibnu Tibbon. Selain itu, karya ini diterjemahkan pula dari bahasa Yahudi ke bahasa Latin oleh Kalonymos ben David tahun 1531 Masehi di Venice, Italia.

Karya-karya Al-Bitruji pun banyak dikutip oleh F.J. Caramody yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul Al-Bitruji, De Motibus Coelorum (Berkeley, 1952 Masehi).

Sumbangan para ilmuwan muslim, termasuk Al-Bitruji, pada perkembangan astronomi sangatlah besar. Raja Alfonso X, yang berkuasa pada abad ke-13 di Spanyol, menyusun sebuah tabel astronomi yang keseluruhan isinya disusun berdasarkan penemuan pengetahuan para ilmuwan muslim.

Astronom terkemuka Nurdin Abu Ishaq al-Bitruji meninggal sekitar tahun 1204 Masehi, setelah menyumbangkan banyak pengetahuan astronomi bagi kita.


Sumber:
Ilmuwan Muslim
Pembuka Cakrawala Ilmu Pengetahuan Dunia
Al Bitruji
Penyusun Tim Pustaka Fathin
Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Agama itu berfikir. Tidak ada kemantapan beragama bagi orang yang tidak mau berfikir.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------